Dibalik Layar Program Keluarga Berencana (KB)

Runtuhnya kekhalifahan Turki Usmani 1924 M membuat Umat non muslim tersenuyum simpul, karna itu merupakan gerbang awal dari sekiat pintu gerbang dalam melunturkan semangat keislaman atau bahkan memusnahkan semangat itu dalam diri umat islam. Umat islam pun tidak tinggal diam. Setelah merasakan hidup tanpa khalifah, ulama dan orang orang islam lainnya berusaha menyusun kembali pijakan untuk membangun kembali berdirinya system kekhilafahan. Orang orang yang rindu system kekhalifahan, membentuk konfrensi-konfrensi international untuk mewujudkan kembali persatuan umat islam dalam satu kepemimpinan.
Bukan hanya islam, umat kristenpun bergeliat mendirikan persatuan persatuan  Kristen dari berbagai latar belakang pun berusaha untuk bangkit dan bersatu atas ide Baron Du Betez (1664). Sedangkan konfrensi internasional umat Kristen pertama terselenggara pada tahun 1906 di kairo. Umat islam sendiri memulai konfrensi Internasional  kekhalifahan pasca runtuhnya Kekahalifahan Turki Usmani diselenggarakan pada tahun 1926 di Kairo
Berbeda dengan umat kristiani, Komunitas Yahudi sudah melancarkan gerakan Freemansory pada tahun 43 M yang didirikan oleh Herodes Agripa. Fremansory berperan penting dalam lahirnya gerakan Zionis Internasional yang didirikan oleh Theodor Herlz seorang jurnalis yahudi (1860-1904). Ia berhasil menyelenggarakan konfrensi Zionis Internasional pertama pada tahun 1897 dimana ia mengumpulkan Yahudi sedunia dalam acara tersebut.
Menurut Kardinal Simon,  “Persatuan islam  berupaya menghimpun cita-cita umat islam dan membantu melicinkan upaya untuk mendominasi dunia. Maka gerakan kristenisasi merupakan unsur yang sangat dominan untuk mencegah persatuan umat islam. Untuk itu kita harus membelokan orientasi persatuasn islam dengan gerakan kristenisasi. Jika demikian, maka Agama islam merupakan benteng penghalang yang paling kokoh terhadap perjalanan gerakan kristenisasi.”
Samuel Zwemer dalam muktamar Kristen di Quds 1935 mengatakan “ Tugas misionaris bukanlah untuk mengkristenkan umat islam. Tetapi yang terpenting adalah memurtadkan umat islam dari agamanya dan menjadi orang yang sama sekali tidak mempunyai hubungan dengan Tuhan, jika tidak mempunyai hubungan dengan Tuhan maka lama-keiamaan merekapun tidak mempunyai hubungan dengan moral yang merupakan landasan hidup bagi seluruh bangsa. Dengan kristenisasi, kalian telah mempersiapkan generasi yang tidak mengenal hubungan Allah dan tidak mau tahu tentang itu. Kalian harus mengeluarkan muslim dari agamanya dan tidak usah dimasukan kedalam agama Kristen. Karena kelak akan datang suatu generasi yang mentalnya persis dikehendaki penjajah. Dimana generasi tersebut tidak pedulia dengan terhadap masalah-masalah besar, tetapi suka bersantai santai dan malas. Dengan demikian apabila mereka melakukan sesuatu, maka mereka melakukan itu hanya karna popularitas, bukan karna ikhlas.”. Ternyata kata-kata Samuel Zwemer ini mirip dengan apa yang pernah disabdakan Nabi Muhammad saw,dimana akan dating pada suatu massa umat islam meskipun jumlahnya banyak tetapi bagaikan buih di lautan, karna terserang penyakit wahn, cinta dunia dan tajut mati.
Dalam pertemuan pendeta Shinode 1973 di Alexandria Mesir, Pimpinan Kristen mengintruksikan kepada semua umat Kristen untuk  memperbanyak keturunan  guna mendukung misi kristenisasi. Keputusan konfrensi tersebut salah satunya adalah semua umat kristen tidak diharuskan untuk melaksanakan program keluarga berencana, terutama dikalangan masyarakat gereja baik pembatasan keturunan ataupun pengaturan kelahiran . Karena itu akan mengkerdilkan posisi umat Kristen dalam jumlah kuantitas. Untuk itu pihak gereja memberikan stimulus untuk mendorong keberhasilan gerakan tersebut dengan memberikan bantuan materil ataupun spiritual. Bahkan pihak gereja juga mendorong untuk menikah diusia muda. Pada saat yang sama pembatasan dan pengaturan kelahiran  sedang diterapkan bahkan diwajibkan oleh umat islam melalui program pemerintah ataupun non pemerintah dengan dalih kesejahteraan ataupun menekan jumlah kemiskinan.
“Dua Anak Lebih Baik” merupakan selogan pemerintah untuk menyukseskan program keluaraga berencana, program yang secara tidak langsung membatasi kelahiran jundi-jundi Allah yang siap membela Agama Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. Dengan permasalahan kemiskinan yang ada di Indonesia maka program KB yang nota bene-nya ingin mengkerdilkan segi kuantitas muslim Indonesia, pemerintah beralibi untuk mensejahterahkan semua anggota keluarga itu sendiri khususnya dan penduduk Indonesia pada umumnya.
Pengerdilan itu ditambah lagi dengan pemerintah yang hanya menutup mata terhadap program kristenisasi yang dilakuakn oleh misionaris di pelosok negeri.belum lagi pemerintah juga menutup telinga akan campur tangannya p;ihak ketiga dalam berbagai persoalan di Indonesia.
Kita tidak bisa hanya mengandalkan kinerja pemerintah saja tanpa ada peran dari elemen yang lain, untuk itu peran pribadi disini menjadi batu loncatan atas perbaikan perbaikan kondisi umat islam saat ini. Wasiat Imam Hasan Albana dalam tahapannya menjadi Soko Guru Peradaban Dunia,peran itu bisa di mulai dari kita pribadi dengan cara islahul Fard (memperbaiki diri sendiri) sebelum memperbaiki keluaraga, masyarakat dan negara.
Allahu’alam bishowab

Post a Comment for "Dibalik Layar Program Keluarga Berencana (KB)"