ISRA’ MI’RAJ NABI & PEMIRA 2012



Bismillah, artikel ini bukan bermaksud menyamakan pentingnya Isra’ Mi’raj Nabi dan Pemira 2012, tapi ada satu sudut pandang yang dirasa mirip sebagai renungan kita bersama. Yang tidak bersepakat, silahkan bikin artikel bantahannya.

Allah Swt berfirman: “Maha suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Mesjidil Haram ke Mesjidil Aqsha yang telah Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. (QS. Al-Isra’: 1)

Peristiwa Isra’ Mi’raj sudah tidak asing dikalangan orang mukmin. Jumhur ulama bersepakat bahwa perjalanan tersebut dilakukan Rasulullah saw bukan hanya perjalanan ruh tapi  disertai dengan perjalanan fisiknya. Untuk dalil Mi’raj bisa di simak di Shahih Muslim no.234 (hadisnya sangat panjang).

Isra’ Mi’raj adalah perjalanan singkat yang menimbulkan perbedaan pendapat dikalangan sahabat masa itu. Abu Bakar sekali lagi tampil sebagai As-Shidiq, Ia menjadi penguat dikala hampir semua orang ragu dan tidak percaya dengan perjalanan tersebut. “Jika Rasulullah saw berkata lebih dari itu pun Aku akan mempercayainya” tegas Abu Bakar ra. Sehingga sangat tepat jika peristiwa ini banyak yang menamakan peristiwa ujian keimanan. Para sahabat  yang imannya ciut perlahan mundur kebelakang dan murtad, ada juga yang bertahan meski dalam keraguan. Ditambah hinaan dan cacian orang kafir qurays yang memantapkan orang-orang yang lemah iman semakin ragu dan bimbang. Intimidasi, hinaan, dan cacian serta bantaahan keras diterima Rasulullah saw dari pembesar kafir Qurays tersebut membuat para sahabat yang masih setengah-setengah membela perjuanagn islam menjadi gentar sehingga nampak jelaslah mana yang istiqomah (bertahan) dan mana yang insilah (keluar).

Hal ini sudah diprediksi oleh Ummu Hani’ (sepupu Rasulullah saw. Ia mengusulkan agar peristiwa ini tidak diceritakan kepada orang banyak, khawatir mereka akan mendustakan Nabi Muhammad Saw dan mengganggu ketenangan beliau.

Beralih ke PEMIRA. Momentum pemira sebenarnya tiap tahun memanas, tapi hanya orang-orang yang peka dan terlibat langsunglah yang dapat merasakan hawanya. Tahun ini semua ikhwah dipaksa melek dengan kondisi yang terjadi. 

Kekisruhan sudah biasa terjadi, biasanya didalangi oleh pendukung calon yang tidak terpilih atau tidak memperoleh suara terbanyak, kasus tersebut bukan hanya terjadi di Pemilhan Presiden ataupun Pemilihan Kepala Daerah, tetapi ditingkat kampus pun sama. Tengok saja pemilihan senat mahasiswa dan BEM KM tiap tahunnya. Begitu juga dengan momentum pemira tahun ini.  Orang-orang kalah tersebut membuat kisruh dengan dalih minta keadilan, seakan-akan mereka terdzolimi. Padahal fakta lapangan jelas sudah siapa yang terdzolimi dan dianggap musuh bersama. 

Orang-orang kalah pembuat onar tersebut kita ringkas saja sebutannya dengan PECUNDANG. Para pecundang itu berusaha membuat keributan ditiap TPS nya. KPR di FPIK pun tidak luput dari intimidasi. Suara di FEB di Bakar dan di TPS FISIP mereka melunjak minta disediakan kertas suara 2500. Mereka tidak bercermin dari pemilihan BEM KM tahun kemaren yang tidak sampai mencapai angka 500 suara. Bahkan pemira fakultasnya saja jelas-jelas ada selisih antara kertas suara yang terpakai dengan pemilih yang seharusnya. Kalau mereka minta 2500 suara sudah ketahuan metode kecurangan apa yg akan mereka pakai.

Pertarungan semakin memanas, ketika sosialisai mereka lewat media tidak berhasil, merekapun memilih untuk melakukan “dakwah” fardiyah. Target yang mereka cari adalah para wayang (aktor), sutradara dan penulis skenario. Satu persatu orang-orang tersebut mereka sisir, setelah ketemu  mereka melakukan adu mulut. Mereka mengancam degan berbagai ancaman. Jika pejuang pemira itu tidak kuat, bisa jadi ia langsung stres menerima intimidasi dari mereka. Masalah mengintimidasi mereka memang jagonya. Sehingga jika para pejuang itu tidak kuat mental bisa jadi membuat mereka mundur dengan teratur, memilih bungkam dan pasif . Dibungkam  untuk tidak lagi menyuarakan kebaikan. 

Kondisi ini hampir sama dengan  peristiwa konfrensi pers Isra’ Mi’raj  Rasulullah saw. Orang-orang yang tak kuat  iman akan menjadi ragu dengan kebenaran yang disampaikan Rasulnya dan bisa jadi memilih mundur teratur. Peristiwa ini juga merupakan ujian keimanan bagi pejuang pemira. Pilih tutup mulut (pasif) atau digebukin bahkan bisa jadi mereka mengancam ingin membunuh.

Sudah kita ketahui bersama bahwa ujian keimanan itu adalah cara Allah swt untuk meningkatkan derajat kita.

“Dan sungguh akan Kami berikan ujian kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (2:155)

“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal belum datang kepadamu (ujian) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.” (2:214)

“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan : “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.” (29:2-3).

Berpikir positiflah, Allah memberikan ujian karena prestasi kita agar kita bisa menghadapi dan menyelesaikan masalah umat yang lebih besar. Selalu yakin kalau kita diposisi yang benar dimana kita berusaha meluruskan segala kekeliruan.

Bisa jadi  awalnya ujian ini timbul karena ulah kita yang tidak peka terhadap kondisi sekitar. Sehingga yang peka hanya segelintir orang saja. Dan dengan ujian ini kita dipaka untuk bisa peka dengan kondisi yang ada.

Disisi lain pesaing kita adalah orang yang belum tahu saja. Mereka belum tau rencana jahat apa yang akan orang –orang dibalik layar mereka lakukan. Sekali lagi, mereka hanya menjadi kuda tunggangan oknum yang berkepentingan mengatasnamakan perubahan.

mereka berdalih menginginkan kebebasan baginya, tetapi melakukan pembatasan gerak bagi lawannya. Mereka merasa terancam dengan eksistensi kita. Padahal kita tidak mengekang ekspresi kebaikan. Hanya saja ingin memberangus tindakan yang menghamur-hamburkan uang dan meluruskan doktrinasi yang tak sesuai.

Mari ikhwah, jika kita sudah tak satu frekuensi dan tak satu visi, masih adakah hubungan harmonis diantara kita? Maka dari itu yang tau hendaknya menyampaikan kepada yang belum tau dan yang belum tau hendaknya mencari tau, jangan hanya disuapin terus menerus tapi berusaha untuk menjembut bola itu kawan. Sehingga kepekaan ini akan terbangun dan mengakar.

Katanya saling pengertian (ukhuwah) mana buktinya? Haruskah ukhuwah itu timbuk setelah ada gesekan/ tetesan darah terlebih dahulu? Katanya saling pengertian (ukhuwah) mana buktinya? Haruskah ukhuwah itu timbul setelah ada isu penyanderaan terlebih dahulu?

Ketika kita bisa mempertahankannya dengan cinta kenapa harus ada marah? Ketika kita bisa mempertahankannya dengan cinta kenapa harus ada darah? Semahal itukah ukhuwah sampai sampai untuk mendapatkannya harus ditebus dengan darah?

Ikhwah, panggilan seperti apakah yang bisa menggerakkan hati dan jasad kalian untuk bisa hadir dalam pertarungan pemira ini? Seruan tasqify yang menyejukkan saja minim orang yang menyambutnya, apalagi seruan jihad jasady?

kita tidak mengkambing hitamkan semangat enterpreneur kalian. tapi akankah harus mengesampingkan dakwah dan perjuangan? memangg seberapa besar kontribusi infaq kalian?
kita tidak mengkambing hitamkan semangat akademik kalian. tapi akankah harus mengesampingkan dakwah. memang seberapa besar pengaruh kalian dlm dkwah ini dengan akademik kalian?

kita tidak mengkambing hitamkan semangat religius kalian. tapi akankah harus mengesampingkan dakwah. apakah sudah menjadi sekuler kita hari ini?

kita tidak mengkambing hitamkan alasan-alasan kalian. tapi akankah hrs mengesampingkan dakwah ini. mana yg katanya kita kader syamil mutakamil?

mari buktikan, kita solid bukan karena faktor ketakutan. tapi karena islam mengajarkan itu semua. Kita satu komando, instruksi qiyadah adalah instruksi bersama. meskipun berat hati kita mnjalankan. selama tidak pada hal yang bertentangan dengan syariat (Dosa). Sudah selesai wktu bersantai kita, saatnya bertarung & bertarung. kemenagan adalah harga mati atau esok kita hanya bisa meratapi.

Segera merapat kawan, saudaramu sdh menunggu disana. sekali lagi ini awal pembuktian. mana diantara qt yg beriman. Bukan surut langah kebalakang ataupun lari dari peperangan. Orang besar lahir karena beban berat perjuanag. Bukan menghindar dari peperangan. Jika raga tak bisa sampai, cukup doa tulus kalian yg kita harapkan.

Ketika mereka bertarung dengan memasang badan birokrasi andalan mereka, seharusnya kitapun bisa.  Ini PR bersama, terutama Arevo and the genk yang bertanggungjawab mencetak dosen kompeten yang bisa membatu demi kelancaran dakwah dan jamaah.

Makar siapa yang lebih baik kawan? Sesungguhnya Allah mempunyai rencana yang lebih indah dari rencana kita dan rencana mereka. Tapi bukan berarti kita lepas dari perjuangan.

Tak ada sesuatu yang kebetulan didunia ini. Semua sudah ada skenarionya dan semua masih dalam rencanaNya. Selagi kita ikhlas maka semuanya tak sia-sia maka seringlah memperbaharui niat kita agar senantiasa lurus karana Allah swt.

Kita bertarung untuk menang, tetap optimis dengan apa yang akan terjadi. Menyesal itu manusiawi, asal tidak berlarut-larut. Mari bangkit dan mengevaluasi diri dan mengevaluasi semua yang sudah terjadi jika penyesalan masih berlanjut maka hadist ini bisa menjadi renungan kita bersama.

"Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah. Namun, keduanya tetap memiliki kebaikan. Bersemangatlah atas hal-hal yang bermanfaat bagimu. Minta tolonglah pada Allah, jangan engkau lemah. Jika engkau tertimpa suatu musibah, maka janganlah engkau katakan: ‘Seandainya aku lakukan demikian dan demikian.’ Akan tetapi hendaklah kau katakan: ‘Ini sudah jadi takdir Allah. Setiap apa yang telah Dia kehendaki pasti terjadi.’ Karena perkataan law (seandainya) dapat membuka pintu  (menjerumus dalam perbuatan) syaithon.” (HR. Muslim)

Sekali lagi mari evaluasi diri dan merapatkan barisan kembali serta mematangkan strategi. Yakinlah hari esok akan cerah, masih banyak yang bisa kita lakukan meski ujian itu hadir. Dunia masih membutuhkan kita. Bekerja dan terus bekerja, bekerja untuk kampus yang lebih baik.

Teruslah berikhtiar dan berdoa dalam setiap shalat kita dan pada waktu waktu mustajabNya serta dipenghujung malam-malamNya. Dengan terus mengencangkan amalan yaumiyah kita.
Semoga Allah memudahkan perjuanagan Kita. Allahu’alam bishowab.

Post a Comment for "ISRA’ MI’RAJ NABI & PEMIRA 2012"