Kita Butuh Hiburan, tapi ......

Berhibur tiada salahnya
Kerna hiburan itu indah
Hanya pabila salah memilihnya
Membuat kita jadi bersalah. (Rayhan).

Begitu pula dengan becanda. Karena bercanda salah satu alternatif dari menghibur diri atau orang lian. Asal masih dalam kaidah atau konteks yg syar"i.

Bercanda boleh saja. Tapi standarisasi becandanya "ikhwan" atau "akhwat" jangan disamakan dengan standarisasi seperti orang umum.

Karena kita ditarbiyah seharusnya dengan tarbiyah keimanan kita meningkat, minimal akan hakikat ketuhanan, kerasulan, keislaman.

Karena kita ditarbiyah seharusnya dengan tarbiyah itu pola pikir (fikroh) kita berubah. Berubah menjadi pola pikir lebih islami yg berorientasi etika keislaman.

Karena kita ditarbiyah seharusnya seharusnya dengan tarbiyah itu merubah rasa atau selera (Syu'ur) kita menjadi lebih suka/ berselera dengan hal-hal yg lebih islami.

Karena kita ditarbiyah seharusnya seharusnya dengan tarbiyah itu merubah perilaku (suluk) kita menjadi lebih suka dan lebih berprilaku dengan hal-hal yg lebih islami.

Ketika tarbiyah itu tak membekas, kenapa kita masih jalani?

Apa karena tidak enak sama orang tua?
Apa ada jabatan yang kau incar?
Apa ada orang lain (ikhwan/ akhwat) yang kau sukai dilingkaran tarbiyah ini?
Apa karena tidak enak dengan mas-masnya atau mbak-mbaknya?
Apa karena tinggal di wisma atau asrama?
Apa hanya ingin dianggap ngaji atau sudah ngaji?
Apa karena mau disebut ikhwan atau akhwat?

Namun, Ketika kau pergi dari lingkaran ini belum tentu juga engkau akan menemukan lingkaran lain yg akan merubah dan menjaga perilakumu utk lebih hati-hati dan lebih islami.

Dan kambing yg sendiri akan lebih mudah dimangsa srigala dari pada yg bergerombol.

Tapi Ini Hanya nasehat untuk diri pribadi...
Mari luruskan niat.
Semoga Allah senantiasa menjaga, keimanan, fikroh, suluk, syu'ur dan lisan kita. Dan hal itu bukan hanya menjadi topeng tapi telah menginternalisasi dalam diri.

Allahu 'alam.

Post a Comment for "Kita Butuh Hiburan, tapi ...... "