Kado 1 Tahun Pejuang Kaligawe #2 : Terjebak Banjir di Trotoar Mataram


Saya menepi di bawah jalan tol saptamarga jangli. Mengecek angin ban dan menanyakan rekan sekantor apakah jalan kaligawe unisula banjir atau tidak. Salah satu rekan ada yang membalas kalau kondisinya sudah banjir dan disarankan memarkirkan kendaraan di sekitar Kubro, kemudian mencari truk tumpangan agar sampai tujuan.

Kalau disarankan berhenti di kubro, berarti jalanan sebelum kubro masih aman untuk dilalui. Setelah mendapati kabar itu, Sayapun memaacu kendaraan dengan kecepatan stabil, Tidak cepat dan tidak lambat. Selain takut ban bocor lagi, takut juga terjadi aquaplanting saat kondisi hujan pada jalanan yang tergenang air. 

Kendaraan masuk Jl Mataram MT Haryono awal tidak ada tanda tanda kalau didepan sana akan ada genangan setinggi betis hingga paha, kendaraan hanya melewati genangan genangan kecil. Tanda tanda itu muncul saat terlihat pak ogah mengarahkan kendaraan yang lewat agar mengambil jalan belok kiri, masuk ke jalan Petolongan. Sedangkan pengendara sepeda motor disarankan berjalan diatas trotoar sebelah kiri jika ingin menuju bubakan.

Meskipun sudah sesuai arahan, perjalan sepeda motorpun terhenti di depan Duta Trans Tour and Travel, karena ketinggian genangan banjir didepan sudah setinggi betis orang dewasa, makin ke arah bubakan, makin dalam lagi genangannya.

Waktu sudah menunjukan pukul 06.45 yang merupakan waktu briefing sebelum bertugas. Saya keluarkan ponsel, berharap masih ada sisa baterai untuk melaporkan ke pimpinan kalau pagi ini datang terlambat. Baterai tinggal 4%, saya foto kondisi sekitar dan saya laporkan atasan. Pesan saya saat itu mengabarkan jalan Cipto Banjir dan banyak yang mogok, izin untuk datang terlambat. Padahal yang dilaporkan harusnya Jalan Mataram. Setelah menyampaikan laporan, ponsel saya masukan kembali ke saku jaket.

Sudah terlanjur melewati jalan Mataram MT Haryono, tapi sepertinya genangan mulai meninggi namun tidak ada tanda tanda hujan akan berhenti. Kalau hanya berdiam menunggu surut, entah akan melanjutkan perjalanan jam berapa. Jadi mau tidak mau harus terus melakukan perjalanan. Tekad saya saat itu cari toko umum yang bisa untuk menaruh sepeda motor, bagaimanapun kondisinya harus segera sampai di tempat kerja.

Mesin sepeda motor dalam kondisi mati, saya dorong kedepan mencari tempat mana yang bisa disinggahi untuk menaruh kendaraan, meski harus menerjang banjir setinggi paha orang dewasa. Sepanjang jalan mataram hanya ada toko milik orang perorang, masih belum menemukan tempat yang cocok untuk menepikan kendaraan. 

Bersambung Ke :

Post a Comment for "Kado 1 Tahun Pejuang Kaligawe #2 : Terjebak Banjir di Trotoar Mataram"