Faham Dulu baru Beriman (Berislam)

Beriman tanpa kefahaman alhasil muncullah istilah iman (islam) KTP.
Atau kebih buruk lagi jika sudah terkotori dengan ambisi kedengkian dan merasa paling benar maka akan naik level menjadi Munafik.

Kenapa Syekh Hasan Albanna menempatkan Alfahmu diurutan pertama sebelum Al-Ikhlas dan Al-Amal dalam 10 rukun ba’iatnya.

Keikhlasan akan muncul dan akan mempunyai nilai lebih jika kita faham definisi atau sebab musabab kita mengerjakan sesuatu.

Kefahaman berbeda dengan pengetahuan. Kefahaman muncul akibat internalisasi pengetahuan dalam diri seseorang. mudahnya banyak orang yang mengerti ilmu berlalu lintas, tapi banyak juga dari mereka yang melanggar lalul lintas. Banyak ahli hukum tetapi banyak dari mereka yang mempermainkan hukum. Sehingga kesimpulannya banyak yang berilmu tapi tidak faham dengan ilmu yang dia miliki.

Keikhlasan akan muncul dan akan lebih bernilai mana kala bukan hanya sekedar taklid buta (Mengikuti tanpa dasar) tapi keikhlasan akan muncul dan lebih bernilai mana kala kita faham, tidak sekedar tahu. meskipun ikhlas tidaknya seseorang hanya Allah yang bisa menilai.

Kefahaman membuat ia mengerti mana yang dikerjakan dan mana yang tidak, apa resikonya dan apa keuntungannya. Karena kefahaman selalu akan mensinkronkan amal dengan ilmu yang didapat Jika mereka hanya berteori tanpa aplikasi maka belum bisa dibilang faham. Sehingga tidaklah salah jika kefahamanlah yang melatar belakang keikhlasan dan amal dari seseorang.

Dalam perkara beragamapun sama. Memang benar banyak dari kita beragama sesuai dengan agama orang tua kita. Orang-orang yang terlahir dari keluarga islam dan mau mempelajari agamanya (islam) maka islam mereka bukan sekedar islam KTP. Tapi ada efek (bekas) dari mereka berislam. Kefahaman akan agamanya akan membuat mereka semakin mantap dalam beriman dan menjalan kan aktifitas pribadi atau agamanya sesuai dengan nilai-nilai islam.

Orang orang nonislam semuanya akan menganut agama yang benar (islam) meskipun mereka yang tidak terlahir dalam kalangan keluarga islam, asal mereka mau mempelajari agama awal mereka dengan benar dan dengan hati bersih, apakah agama tersebut sesuai dengan kata hati mereka. Jika dia mempelajarinya dengan kesungguhan dan ingin mendapat kebenaran hakiki maka mereka akan menemukan celah pada agamanya dan berusaha membandingkan dengan agama lainnya sehingga sampailah ia membandingkannya dengan agama islam. Dengan itu sangat mungkin orang tersebut berstatus menjadi mualaf.

Mustahil manusia berislam, karena Allah menskenariokan adanya neraka yang tingkatannya lebih banyak dari syurga bagi para “pembangkang” salah satunya adalah sebagai bentuk keadilan Allah terhadap makhluknya. Tapi kata kuncinya adalah hidayah, yang merupakan hak prerogratif Allah. Ada juga yang sudah belajar tapi masih belum mendapat cahaya islam atau bahkan makin parah pemahamannya seperti berita yang kita dengar dari paga universitas islam dipulau jawa. Menimba ilmu akan menjadi semakin sesat mana kala sumber yang dipakai sudah terkotori pemikiran liberal dari barat. Dan tentunya hidayah idak didapat dengan mudah, karena bisa jadi Allah akan mengetes sejauh mana usaha kita.

Semoga Allah SWT senantiasa mudahkan kita dalam mempelajari dan mengamalkan nilai nilai islam.

Allahu ‘alam

Post a Comment for "Faham Dulu baru Beriman (Berislam)"