Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Beridul Fitri, Menyambung Pertemuan Setahun Sekali

Semua bersepakat, idul fitri setiap tahunnya adalah salah satu momentum seseorang atau keluarga untuk menyambung kembali tali silaturahim yang bisa jadi sudah tidak terawat. Juga moment untuk meluapkan emosi kebersamaan yang biasanya hanya bertegur sapa lewat sambungan telepon atau internet.

Perjalanan untuk sampai ke kampung halaman tak semuanya mudah (ringan), Karena tidak sedikit orang yang berani atau rela "menantang maut". Seperti memacu kendaraan dengan kecepatan tinggi, berita bus atau kendaraan yang ugal-ugalan, lintasan atau medan yang membahayakan, hingga kendaraan yang kelebihan muatan.

Lihat saja dipinggir jalan besar saat arus mudik lebaran, tidak hanya sepeda motor yang membawa barang hingga tumpah ruah. kendaraan roda empat pun banyak yang membawa muatan melebihi kapasatitas yang dianjurkan. Bukan karena ia tidak mengatahui resiko atas kelebihan muatan tersebut, tapi kadang lebih ke alasan "ekonomis dan praktis" yang dilatar belakangi oleh keadaan masing-masing.

Tak hanya nyawa, raga dan harta juga ia korbankan untuk bertemu dengan sanak family tercinta di kampung halamannya. Sudah keluar untuk biaya bensin/ bus/ pesawat/ kereta/ atau biaya untuk transportasi lainnya, ia juga harus keluar untuk membeli oleh-oleh serta memberi 'santunan' lebaran untuk adik, ponakan serta anak-anak disekitar rumahnya.

Belum lagi berapa lama perjalanan yang ditempuh para pemudik untuk bisa sampai ke tempat tujuan masing-masing. Bagi yang berduit cukup, jarak yang panjang bisa ditempuh dalam hitungan menit saja. Tapi bagi yang pas-pasan, untuk mudik dengan jarak yang lumayan panjang hingga menyebang pulau, ia rela menghabiskan hari-harinya didalam kendaraan yang ia tumpangi. Tak sekedar satu atau dua hari saja, bahkan bisa lebih dari itu.

Ya..! justeru disitulah kenikmatan mudik bisa diraih oleh sebagian orang. Ia lebih mengesampingkan risiko yang akan ditanggungnya dan lebih mengedepankan misi menuntaskan rasa rindu dengan kerabat dan sanak family tercinta.

Meski disisi yang lain, banyak juga diantaranya belum berkesempatan mudik bukan karena tidak ada uang, tapi terbentur dengan tuntutan peran lainnya. 

Selepas kembali keperantauan, undangan halal bihahalpun bersahutan. Percis seperti undangan buka bersama sewaktu dibulan ramadhan yang hampir ada tiap sorenya. 

Perayaan halal bi halal yang diselenggarakan tiap instansi/ komunitas mempunyai tujuan yang sama dengan tujuan seseorang untuk mudik. Undangan ini seakan undangan penyambutan bagi para pemudik yang telah kembali keperantauannya. Sekaligus pertanda bahwa dunia pekerjaan atau rutinitas harian kembali seperti biasanya.

Selamat Idul fitri 1438 H. Taqobalallahu minna wa minku, siyamana wa siyamakaum. Untuk para pembca sekalian. Semoga kita masih bisa dipertemukan di ramahan dan idul fitri tahun depan.

Bukan hanya sebatas pengharapan yang semu, tapi benar-benar mengharapkan kehadirannya untuk memaksimalkan amal dan perbuatan dibulan tersebut. Kita semua berharap bukan orang merugi, yang selepas bulan ramadhan dosa-dosa kita tidak terampuni. Kita juga berharapkan memperoleh derajat takwa disisi Allah SWT sebagai para meter utama keberhasilan ramadhan kita. Aamiin.

Post a Comment for "Beridul Fitri, Menyambung Pertemuan Setahun Sekali"