Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

FILM CHRISYE (2017) : Sebuah Perjalanan Pencarian akan Hakikat Tuhan


Sabtu tanggal 9 Desember 2017 kami sekeluarga berkesempatan menonton film Chrisye bersama pak Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan pemeran utama Chrisye Vino G Bastian dalam satu studio.

Baca juga : [REVIEW] Wonderful Life Movie (2016) ; Konflik Batin Keluarga Penyandang Disleksia yang Berakhir Bahagia

Film yang diproduksi oleh MNC Picture ini mengangkat keseharian sosok penyanyi pop legendaris dibalik layar panggung hiburan. Mengangkat keseharian Chrisye dalam sudut pandang Damayanti Noor yang merupakan istri dari Chrisye.

Film yang disutradarai oleh Rizal Mantovani ini memilih Vino G Bastian sebagai pemeran Chrisye. Saya pribadi sempat ragu, Vino yang sering tampil memerankan film komedi dengan adegan konyolnya, dipercaya untuk memerankan seorang Chrisye yang kaku dan pendiam. Tapi anggapan itu perlahan menghilang sesaat setelah film itu diputar. Karakter kocak Vino yang dipaksa memerankan seorang Chrisye yang pendiam dan kaku membuat kekakuan Vino seakan natural seperti sosok asli Chrisye. Terlebih saat adegan menyanyi dengan para penari latar.

Awalnya film ini menceritakan kesenangan Chrisye dalam bermusik bersama personil band Gipsy. Penampilan Gipsy band dalam membawakan sebuah lagu dilirik oleh Pertamina dan di undang untuk menghibur para tamu dan pengunjung di Ramayana Restaurant New York Amerika Serikat, yang merupakan restoran milik Pertamina.

Tapi Chrisye dilarang tampil oleh ayahnya. Ayah Chrisye tidak sepakat jika anaknya menggeluti dunia hiburan (musik) karena dipandang tidak akan bisa memberikan kehidupan yang cerah dimasa mendatang. Ayahnya menginginkan Chrisye fokus kuliah dan bekerja sesuai dengan jurusannya sewaktu kuliah.

Keputusan sang ayah yang tidak mengizinkan ke Amerika untuk tampil bersama Gipsy Band sempat membuat Chrisye sakit. Kondisi sakit Chrisye tersebut membuat sang Ayah tak tega, yang pada akhirnya mengizinkan Chrisye berangkat ke Amerika. Chrisye pun senang dengan kepusan ayahnya, dimana keputusan itu membuat Chrisye sembuh dari sakitnya. Sejak saat itu, sang Ayah menyerahkan sepenuhnya jalan hidup yang akan dijalani oleh anak-anaknya pada mereka sendiri, begitu juga dengan Chrisye.

Saat Chrisye sedang di Amerika keluarganya menelepon dan mengabarkan kalau adik bungsunya sudah meninggal dunia. Ia merasa terpukul dan memutuskan untuk pulang ke Indonesia.  Kepergian adiknya seakan menjadi luka yang dalam bagi Chrisye, hingga ia sempat off dalam dunia hiburan.

Suara Chrisye yang khas sebenarnya sudah dilirik lama oleh salah satu produser rekaman, tapi Chrisye menolok untuk berkarir solo. Ia merasa tidak percaya diri jika tampil sendirian. Tapi desakan semakin kuat, terlebih dari orang dekatnya yang menawarkan langsung pada Chrisye.

Desakan terus menerus membuat Chrisye tak kuasa untuk menolak. Setelah selesai rekaman, lagu Chrisye pertama pun sukses mengudara, disusul dengan lagu-lagu lainnya yang selalu menjadi urutan pertama dalam program tangga lagu favorit diseluruh radio, khususnya di Jakarta. Lagu Chrise menjadi Hits dan Chrisya sendiri mulai dikenal para penikmat musik.

Meski sudah menjadi penyanyi, Chrisye masih belum mantap untuk menikah. Sehingga hubungan dengan Damayanti Noor pun sebatas teman dekat. Baru setelah Ibu Yanti meninggal, Yanti sedikit terpukul dan Chrisye merasa harus mengambil tanggungjawab lebih terhadap Yanti. Kemudian Chrisye membulatkan tekad untuk memperistri Yanti.

Keluarga Yanti adalah penganut muslim yang taat, sedangkan Keluarga Chrisye sendiri adalah penganut Kristen yang taat. Yanti menginginkan Pernikahannya hanya dijalani dengan pernikahan islam, sehingga otomatis ia hanya ingin menikah dengan seorang laki-laki beragama islam. Dengan syarat tersebut, akhirnya mereka pun menikah dengan cara Islam karena Chrisye telah memilih dan yakin untuk menjadi mualaf.

Sebenarnya, sebelum memantapkan menikah dengan Yanti, Chrisye sudah lama tersentuh dan tertarik dengan islam. Chrisye sempat selalu merenung ketika mendengar kumandang Adzan. Chrisye merasakan ketenangan saat mendengar rangkaian kalimat yang digunakan untuk memanggil orang-orang muslim sejenak menghadap PenciptanNya. Perlahan tapi pasti, Chrisye mulai berani berkenalan dan mencari tahu tentang Islam lebih dalam lagi.

Seperti yang sudah dituturkan di awal, Ayah Chrisye sudah menyerahkan jalan hidup anak-anaknya sendiri selagi itu baik menurut-anak-anaknya. Sehingga dalam proses berislamnya, Chrisye tidak mendapat pertentangan dari orang tua dan kerabat. Malahan keluarganya mendukung keputusan yang telah di mmbil oleh Chrisye untuk menjadi seorang muallaf.

Perjalanan rumah tangga Chrisye seperti perjalanan rumah tangga pada umumnya. Ada kalanya dalam kondisi sulit dan ada kalanya dalam kondisi lapang. Tapi ia dan keluarga tetap bersyukur dengan apa yang Allah berikan kepadanya.

Dalam keseharian Chrisye dirumah, ia selalu menanggalkan profesinya yang di sandang saat berada diluar rumah. Jika sudah berada di rumah dan berada ditengah keluarganya, ia tidak berbeda dengan ayah rumahan lain yang selalu menyempatkan waktu untuk bercengkrama dengan istri dan anaknya. Iapun tidak malu membantu pekerjaan rumah tangga seperti menyapu, ngepel, nyuci dan kegiatan lainnya.

Saat karir musiknya lagi sepi karena banyak pendatang baru di dunia musik, ia mencoba berbisnis dengan kawan lamanya. Saat berbincang dengan kawan-kawan mengenai bisnis yang tepat yang akan di geluti, salah seorang kawannya menawarkan bisnis Production House (PH) dan job pertama mereka adalah membuat konser musik terbesar pada zamannya.

Jay Subyakto dan Gauri Nasution menawarkannya untuk membuat konser tunggal Chrisye bekerjasama dengan Erwin Gutawa yang bertempat di Balai Sidang Jakarta Convention Center. Chrisye ragu dan sempat menolak, namun setelah Jay dan Gauri melakukan pendekatan berkali-kali akhirnya Chrisye bersedia. Rencananya Konser akan di gelar pada tanggal 19 Agustus 1994.

Setelah Chrisye bersedia, mereka mulai mempersiapkan semuanya, terutama pendanaan.  Untuk mensukseskan konsernya,  perusahan besar dibidik menjadi sponsor, salah satunya RCTI TV meskipun saat disodorkan proposal diawal pencarian sponsor mereka sempat menolak. Pihak RCTI ragu jika konser Chrisye akan bisa mendatangkan masa yang luar biasa banyak untuk memenuhi Balai Sidang Jakarta. Ditambah belum ada yang berani membuat konser sendiri dan memakai Balai Sidang Jakarta yang berkapasitas paling besar pada zaman itu.

Mendekati hari pertunjukkan, dana masih sangat minim. Kadang Chrisye dan Tim juga merasa kasihan kepada pengisi suara dan pengisi acara lain yang rutin latihan setiap harinya sejak 3 bulan terakhir. Jika sampai batas waktu yang ditentukan belum mendapatkan sponsor yang mencukupi, maka konser tunggal Chrisye dipastikan batal dan Chrisye pun sudah legowo dengan keputusan tersebut.

Sungguh diluar dugaan, menjelang hari-hari terakhir jadwal pertunjukkan, pihak RCTI bersedia mensponsori konser tunggal Chrisye dalam rangka memeriahkan Hari Ulang Tahun RCTI yang ke 4. Sujud syukur Chrisye panjatkan dan kabar tersebut lebih memacu Chrisye dan yang lain untuk latihan lebih baik lagi.

Saking kerasnya latihan, Chrisye mengalami radang tenggorokan yang membuatnya tidak bisa latihan. Latihan pun dihentikan hingga Chrisye sembuh dari sakitnya. Teman-teman Chrisye yang ikut mempersiapkan konserpun panik, padahal konser tinggal beberapa hari lagi  dan seluruh tiket sudah habis terjual.

Saat menjelang hari H, Chrisye semakin gugup, ditambah suaranya belum pulih betul pada saat itu, Bicaranya pun sangat irit, agar saat konser bisa bersuara dengan maksimal. Saat menyanyikan lagu pertama, Chrisye masih ragu dengan suaranya, tapi setelah dia mulai menyanyikan lagu berikutnya ternyata suara Chrisye sudah pulih kembali dan ia pun bisa lepas dalam bernyanyi.

Konser tunggal Chrisye terbilang sukses. Banyak orang yang menirukan nyanyiannya saat ia tampil, hal ini menandakan para penonton sudah hafal dengan lirik lagu yang Chrisye bawakan. Puncaknya saat Chrisye menyanyikan lagu Lilin Kecil, suasana menjadi syahdu mengikuti irama musik yang mengalun.

Setelah sukses menggelar konser, Chrisye semakin bersyukur dengan apa yang telah Allah berikan kepadanya. Sempat ia menyesal karena belum berterima kasih secara maksimal atas apa yang sudah Allah berikan kepadanya. Sampai kemudian ia memutuskan untuk membuat satu lirik lagu bertemakan Tuhan (religi).

Chrisye mencoba membuat lirik lagu tentang Tuhan yang disamakan dengan alunan nada (instrumen) yang sudah ia buat sebelumnya. Sudah berkali kali ia mencoba tapi tetap saja lirik lagu tersebut tidak bisa Chrisye buat. Akhirnya ia meminta bantuan Taufik Ismail untuk membuat liriknya, dan beliaupun bersedia.

Taufik Ismail pun mengakui sangat kesulitan membuat lirik lagu seperti yang diinginkan oleh Chrisye. Sampai akhirnya pada saat ia selesai membaca Al-quran dan sampai pada surah Yasin, ia mendapat ide tentang apa yang harus ia tuliskan.  

Baca juga : Ketika Kaki Tangan Berkata : Inspirasi Lagu Chrisye dari Surah Yasin 65

Meski sudah dibuatkan lirik lagunya, Chrisye merasa kesulitan menyanyikannya. Ia selalu terbata dan akhirnya tak mengeluarkan suara.  Penasaran dengan rasa yang ia rasakan, Chrisye pun menghubungi Taufiq Ismail untuk menyampaikan kesulitannya.  Taufik ismail pun menyampikan terkait latar belakang lirik lagu tersebut dan Chrisye pun menangis mendengar penjelasan tersebut. Tak lupa Chrisya juga menghubungi Yanti agar bisa menemaninya rekaman di studio.

Sebelum memulai kembali, Chrisye dan Yandi shalat dua rakaat sejenak, setelah itu baru mulai kembali rekaman. Chrisye masuk ruang rekaman dan Yanti mengematinya dari balik kaca ruangan. Rekaman pun selesai, saat dipasarkan lagu-lagu Chrisye  pun sukses dipasaran. Setelah kejadian itu, Chrisye mulai lebih dekat dengan penciptanya hingga pada akhirnya  ia divonis kanker paru-paru dan meninggal pada tanggal 30 Maret 2007

Sekarang siapa yang tak mengenal Chrisye? Lagu-lagunya banyak yang melegenda dan dinyanyikan ulang oleh penyanyi generasi setelahnya. Dan yang menyanyikan ulang adalah penyanyi atau band-band terkenal pada zamannya pula. Meski Chrisye kini sudah tiada, tapi karyanya masih tetap ada.


Nah itulah Ringkasan Film Chrisye yang sudah tayang di bioskop-bioskop Indonesia sejak 7 Desember 2017.  Jika artikel atau tulisan  FILM CHRISYE (2017) : Sebuah Perjalanan Pencarian akan Hakikat Tuhan  ini dirasa bermanfaat, silakan dishare atau dibagikan. Terima kasih atas kunjungannya. Semoga menemukan artikel lain yang cocok untuk dibaca selanjutnya.

Post a Comment for "FILM CHRISYE (2017) : Sebuah Perjalanan Pencarian akan Hakikat Tuhan"