Kado 1 Tahun Pejuang Kaligawe : Jalanan Banjir, Mencari Tumpangan Pulang Dari Kaligawe Wetan Ke Tembalang


Info banjir akhir tahun 2022 sudah tersebar seantero semarang. Para pekerja shift siang sudah mencari info jalanan mana yang bisa ditempuh untuk bisa sampai lokasi tujuan.

Shift siang sudah dilokasi, artinya tidak lama lagi pencarian jalan pulang akan dimulai. Besok hari minggu. Waktu libur waktu yang cocok untuk bisa bersantai sedikit untuk melemaskan otot dan fikiran karena efek peristiwa hari sabtu ini. 


Bersegera pulang dan bisa istirahat sejenak sebelum menunaikan janji sebagai hadiah seseorang yang sudah mengerjakan Ujian Akhir Semester 1. Rencananya saya mau ajak jalan jalan keliling semarang, mumpung anak -anak lagi dirumah Mbah Uti, jadi bisa lebih santai dan bisa pulang larut malam karena tidak bawa anak-anak. 

Malam minggu bertepatan dengan pergantian tahun baru masehi, rencananya mau diajak keluar sekalian survey suasana malam akhir tahun yang belum pernah kita jumpai. Maklum, setelah menikah tidak pernah mengagendakan keluar di malam tahun baru. Apalagi saat ada anak kecil, aktifitas keluar seperti itu kami hindari. Dan setelah perjalanan 8 tahun pernikahan dan pas ada momennya (sedang tidak ada krucil), rencana saya ajak berkeliling kecil memutari sebagian daerah semarang sembari mencari sosis bakar atau jagung bakar. Itung itung healing dan refreshing setelah melaksanakan ujian.

Kembali ke persiapan pulang kantor kondisi terkepung banjir, Setelah memastikan barang yang akan dibawa pulang, sayapun bergegas keluar dari gerbang berharap agar bisa segera sampai rumah. Bergegas menuju jalan raya arah pulang sembari mengincar kendaraan besar untuk dimintain tumpangan. Langkah kaki saya gerakkan ke terminal terboyo, perjalanan kurang lebihnya 500 meter dari tempat kerja.

Lampu merah terboyo merupakan titik awal genangan jika perjalanan dimulai dari arah timur. Bis dari arah timur (pati, kudus dan lainnya)  serta kendaraan besar lainnya masih berani ambil jalan menerjang banjir menuju jalan tol kaligawe. Tapi untuk kendaraan kecil sudah tidak berani, karena risiko mogoknya lebih besar dari pada selamatnya.

Alhamdulillah mendapat tumpangan dari mobil kontainer. Di mobil kontener ada sela antara kontainer dan kepala mobil yang bisa dimanfaatkan untuk mengangkut penumpang. Tidak sedikit juga supir yang enggan menawarkan tumpangan, Meskipun begitu, tetap ada saja supir yang pengertian  memberikan tumpangan tanpa disetop selama kuota penumpang masih memenuhi. 

Alhamdulillah dapat tumpangan mobil kontener.. Entah siapa yang menyiapkan, rongga antar kepala mobil dan kontainer itu sudah diberi papan sebagai pijakan penumpang darurat banjir. Mobilpun melaju dengan kecepatan sedang menerjang banjir dengan muatan tambahan, memuat 4 penumpang darurat di belakang.

Mobil melaju mendekati tol kaligawe. Saat mendekati fly over tol kaligawe dan mau masuk tol, laju kendaraan melambat, karena didepan teronggok mobil truk yang macet akibat menerjang banjir. Mobil kontainer pun perlahan memasuki jalan tol kaligawe dan 4 penumpangpun turun serentak diatas jalan tol dan menyebrang  untuk mencari mobil tumpangan lain di pintu keluar jalan tol.

Saat pertama di pinggir jalan tol, waktu menunjukan pukul 15.55 WIB Setelah menunggu lebih dari 30 menit, alhamdulillah akhirnya pukul 16.40 baru dapat tumpangan mobil kontainer kembali. Kali ini berjumlah 7 penumpang dibelakang dan 1 penumpang didepan. Didepan ada nenek nenek kisaran usia 80an mungkin.

Mobil melaju  menerjang banjir, 3 orang turun sebelum jembatan banjir kanal dan nenek yang menumpang didepan turun depan SD Sultan Agung. Terssisa 4 penumpang belakang,. Saya masih bingung, antara turun di pertigaan Widoharjo Raden Fatah ambil arah langsung pulang menuju Jl. Dr Cipto Tembalang atau turun di perempatan Jl MT Haryono Letjen Suprapto untuk menengok kendaraan yang terparkir di Alfamart Bubakan.

Was was juga kalau belum ditengok, meskiun sudah jelas jalanan bubakan masih setinggi lutut, tapi kurang mantep kalau belum ngecek kondisi sebelum ditinggal dan diambil besok nunggu jalanan sudah surut.

Akhirnya saya putuskan memilih turun di perempatan Letjen Suprapto untuk menengok dan memastikan motor masih terparkir ditempat semula sebelum ditinggal. Pukul 17.05 mobil tumpangan sampai perempatan, sayapun turun dan berjalan menerjang banjir menuju alfamart bubakan. Jalanan menuju bubakan masih tergenang banjir setinggi lutut, agak tengah bisa sampai se paha.

Setelah melihat motor masih terparkir seperti kondisi semula, hati  menjadi lebih tenang. Meskipun tak tega melihat motor terparkir kehujanan, tapi mau bagaimana lagi. Setelah melewati alfamart bubakan, langkah kaki diayunkan ke  perempatan  Jl Patimura - Dr Cipto. Lumayan jauh juga jalan menerjang banjir. Mungkin karena kondisi jalan kurang nyaman jadi terasa lebih lama dan jauh, padahal kalau ditempuh jalan kaki dengan kondisi normal terbilang dekat.

Saat diperempatan, kondisi awal Jl Cipto tidak terendam banjir, saya istirahatkan sejenak kaki ini duduk duduk depan teras Ryu Sparepart Dr Cipto sembari menyantap bekal nasi ayam yang dibeli di tempat kerja. Mengisi tenaga kembali karena perjalanan masih panjang.

Setelah selesai makan, seperti biasa stanby dipinggir jalan untuk meminta bantuan tumpangan. Mobil pickup berkenan diberhentikan dan alhamdulillah mendapat tumpangan sampai dengan SPBU Dr Cipto. 

Waktu sudah menunjukan pukul 17.20 WIB, Depan SPBU berganti strategi, mencoba mencari tumpangan dari pengendara sepeda motor. Beberapa pengendara single sepeda motor enggan diberhentikan. 

Tapi tak lama kemudian, pengendara honda benly berhenti persis didepan saya menanyakan tujuan dan arah perjalanan saya. Saat mengantri pertalite di SPBU ternyata dia sudah memperhatikan saya. Mungkin dia kasihan melihat saya tengak tengok seperti orang bingung di depan SPBU. Sampai dia rela keluar antrian dan bergegas menghampiri saya tidak jadi isi bensin.. 

Namanya Mas Hakim, tujuannya dia mau pulang akhir pekan ke Ambarawa dan sayapun mendapat tumpangan diantar sampai Jl Sapta marga banyumanik. Diantar agak masuk kedalam. bukan di sekitar fly over Jatingaleh. Dalam perjalanan kami sedikit berbincang.

Karena di SPBU Cipto dia belum sempat isi bensin, motorpun melipir ke SPBU Wahidin untuk mengisi BBM. Katanya dia punya teman di Jangli, Namanya Mas Agus buka warung nasi goreng kalau sore hari. Mas Hakim mengantar saya sampai ke Jangli karena katanya sekalian mau menengok warung nasi goreng milik Mas Agus. Warungnya kanan jalan sebelum fly over jalan tol jangli yang menuju arah bina bangsa school.

Belum beruntung, ternyata nasi goreng mas agus saat itu tidak jualan. Hanya Spanduknya saja yang masih terpasang. Sehingga motorpun urung berhenti dan lanjut mengantarkan saya sampai pertigaan RW 09 dan RW 01 Saptamarga.

Setelah turun, sayapun tak lupa berjabat tangan dan mengucapkan terima kasih atas kebaikannya. Mas Hakimpun langsung tancap gas setelah perlahan menurunkan saya. 

Kumandang Adzan magrib terdengan dari Masjid Alhimah RW 01 Satamarga III. Alhamdulillah perjalanan panjang yang akhirnya bisa juga sebentar lagi finish sampai rumah. 

Karena kondisi, jadinya tidak mampir masjid, langsung pulang untuk segera bersih bersih dan merencanakan ulang aktivitas malam tahun baru karena kondisi masih hujan. Setelah 15 menit berjalan akhirnya sampai rumah juga. 

Sampai rumah hujan makin deras dari sebelumnya. Rencana mau pergi keliling semarang tahun baruan harus dibatalkan. Memilih istirahat dan diganti keluar besok malam saja jika cuaca mendukung. Allhamdulilah Benar-benar aktifitas yang luar biasa untuk hari ini. 

Untuk motor sendiri, besok malamnya baru saya ambil, sekalian keluar malam bersama istri. Esoknya saat hendak diambil, motor masih terparkir seperti semula, namun perlu waktu lumayan lama untuk mesin bisa hidup. Lama tapi masih bisa di stater tidak mengapa, dari pada tidak bisa hidup sama sekali.  

Al-hamdulillah ala kulli hal (Segala puji hanya milik Allah atas setiap keadaan)


Ada pengalaman yang sama dengan cerita artikel diatas?
Yuk bagikan artikel yang berjudul  Kado 1 Tahun Pejuang Kaligawe : Jalanan Banjir, Mencari Tumpangan  Pulang Dari Kaligawe Wetan Ke Tembalang ini siapa tau ada yang lebih heroik lagi dalam menjalani aktifitas kantor akhir tahun 2022.

Post a Comment for "Kado 1 Tahun Pejuang Kaligawe : Jalanan Banjir, Mencari Tumpangan Pulang Dari Kaligawe Wetan Ke Tembalang"