Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Sejarah Singkat Bisnis Kuliner Keluarga - Warung Makan Ibu Mas Warung Makan di Gunungjati


Bisnis kuliner adalah salah satu bisnis yang bisa dibilang gampang-gampang susah dijalankan oleh pemula. Bersama dengan 2 bisnis lainnya, bisnis kuliner sudah sedikit saya ulas pada artikel yang berjudul 3 Bisnis Gampang-gampang Susah (Mudah) Bagi Pemula.

Ngomongin bisnis kuliner, sebenarnya dalam diri saya masih mengalir darah biru seorang pebisnis kuliner. Ibu saya sewaktu muda hingga hari ini masih menekuni bisnis kuliner. Bisnis kuliner yang ibu tekuni diawal adalah bisnis kudapan bubur rakyat seperti bubur kacang hijau, bubur mutiara dan bubur sumsum. Hingga suatu waktu pada tahun 2000 terjadi musibah yang besar dan membuat ibu tidak lagi melanjutkan usaha di daerah tersebut karena harus pindah rumah ke desa sebelah. Saat itu saya masih kelas 6 SD. Pasca itu, kakak yang kedua harus berjuang ke Hongkong untuk membantu perekonomian keluarga. Semoga Allah balas perjuangannya dengan balasan terbaik.

Baca Juga : Kado Untuk Orang Tersayang : Mengumrohkan Orang Tua

Selain bisnis kudapan, ibu juga pernah membuka warung di pusat ziarah Sunan Gunungjati, tapi hanya pada momentum tertentu saja, ketika ada hari-hari besar keagamaan yang mendatangkan  peziarah sangat banyak mampir ke petilasan Sunan Gunungjati yang ada di Desa kami. Ada satu hari besar yang biasanya ramai selama 7 hari 7 malam dan ibupun buka warung nonstop selama 7 hari tersebut. Dan Alhamdulillah pengunjungpun ramai dan ada hasil yang bisa kami gunakan untuk makan dan beli mainan anak-anaknya.

Baca Juga : 

Beberapa waktu setelah ibu tidak berjualan, banyak pelanggan yang menanyakan. Bibi bilang, sayang kalau tidak diteruskan, sehingga ia minta izin untuk meneruskan usaha yang sudah ibu bangun dan hingga sekarang usaha itu masih  dijalankan oleh bibi.

Bagi yang setiap harinya terbiasa bekerja, rasanya akan membosankan jika hanya berdiam diri saja. Badan ibu katanya terasa lebih sering capek dan kaku kalau banyak istirahat. Meskipun saat itu  masih ada pekerjaan rumah yang sudah rutin beliau kerjakan setiap harinya. Yang akhirnya ibu pun memutuskan untuk memulai usaha yang sama seperti dulu. Usahapun berjalan lancar selama 3 Tahun. Bahkan kakak saya yang ketiga sering membawa dagangan ibu untuk dijual di sekolahnya. Setelah kontrakan di Desa sebelah habis, akhirnya kami sekeluarga kembali ke desa asal dan menempati rumah yang sudah 3 tahun tidak kita tempati. 

Baca Juga : Aplikasi Kasir SPOTS, Si Kecil Banyak Manfaat dari GO-JEK

Selang beberapa lama, Ibu memutuskan pindah lagi menempati rumah nenek sekaligus membersamai nenek kami yang sudah sepuh. Untuk mengisi kegiatan di rumah nenek, ibu pun mencoba membuka usaha. Ibu memutuskan berjualan sarapan pagi dengan menu nasi kuning, nasi putih atau nasi uduk dan pelengkap lainnya. Ibu mengambil pasar  anak-anak sekolahan, agar bisa sarapan meski harus berangkat pagi-pagi.

Seiring berjalannya waktu, ibupun berniat menambah jam kerjanya. Hingga pada akhirnya beliau memutuskan untuk menambah menu masakan agar bisa menyediakan aneka masakan dari siang hingga sore hari.  Karena jalan gang depan rumah adalah tempat lalu lalang orang yang berziarah ke Makan Sunan GunungJati, Alhamdulillah usaha ibupun masih berjalan hingga sekarang.

Baca Juga : Menikmati Brunch dengan Suasana Perkampungan Eropa Klasik di GiggleBox Village Kompol Maksum Semarang

Sekarang ibu lebih fokus pada aneka masakan yang disajikan pada siang hingga sore hari. sambil melengkapi jajan pasar sebagai suguhan alternatif pengunjung yang hadir. Menu yang ditawarkan juga bermacam-macam, ada sambel goreng ati, sambel goreng daging, dendeng sapi, sop ayam, urap tumis, kering tempe, telor asin, aneka gorengan, sayur asem dalm lainnya.  Menu sarapan khususnya nasi kuning dan nasi uduk sudah tidak menyediakan, karena pagi-pagi ibu masih mencari bahan dan bumbu untuk persiapan menu siang hari. Meskipun begitu, ibu masih melayani jika ada yang membeli untuk sarapan.

Baca Juga :  30 Fakta Lunpia Cik Me Me yang Harus Kamu Ketahui

Jika bertepatan dengan jumat kliwon, pengunjung yang berziarah juga semakin ramai. Saat jum'at kliwon warung ibu bisa buka hingga 24 jam karena banyak tamu yang mampir dari sore hingga menjelang shubuh. Bahkan ada beberapa rombongan khusus yang sudah rutin menyewa satu ruangan untuk beristirahat ketika berziarah saat jumat kliwon.

Semoga beliau selalu sehat dan dalam lindungan Allah. Dan terimakasih buat kakak-kakak yang setiap hari membantu ibu jualan dan membantu meringankan pekerjaan ibu sehari-hari. Semoga Allah lancarkan rizki keluarga mereka dan diberi balasan dengan balasan terbaik bagi mereka dan keluarganya.

Bagi temen-temen pembaca yang berencana main ke Gunungjati atau berada di sekitar Gunungjati bisa mampir di warung kami. Agar sampai di tempat kami dengan selamat, temen-temen bisa minta bantuan google maps untuk bisa menuntun temen-temen sampai dengan selamat ke warung kami. Klik disini untuk meminta petunjuk dari google. Atau bisa juga kunjungi halaman facebook dan website bisnisnya.

Baca Juga :   
Nah, itulah penjelasan singkat mengenai bisnis kuliner keluarga yang dirintis oleh ibu saya. Jika artikel yang berjudul Sejarah Singkat Bisnis Kuliner Keluarga - Warung Makan Ibu Mas ini bermanfaat, silakan disebarluaskan atau dibagikan. Terima kasih atas kunjungannya.

7 comments for "Sejarah Singkat Bisnis Kuliner Keluarga - Warung Makan Ibu Mas Warung Makan di Gunungjati"

  1. Mengalir darah biru tapi ngga disalurkan wkwkw

    ReplyDelete
    Replies
    1. tak disalurkan tapi yang penting sudah mengalir...

      Delete
  2. Salam kunjungan dan follow sini ya :)

    ReplyDelete
  3. link petunjuknya null tuh mas, salah masukin link kayaknya :)

    semmoga usaha nya selalu lancar yaa :)

    ReplyDelete
  4. Ohh,usaha ibunya mas Hari di GunKid ?.
    Kapan-kapan aku mampir kesana ya ..

    Semoga semakin sukses usahanya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bukan GunKid mas tapi GunDjat.. Cirebon..
      Ditunggu kedatangannya mas..

      Delete