Museum Kereta Api Ambarawa, Alternatif Wisata (Piknik) Saat New Normal Corona

Museum Kereta Api Ambarawa, Alternatif Piknik Saat New Normal

Artikel di media daring tanggal 10 Agustus 2020 menarik perhatian saya. Media daring tersebut menyajikan artikel bertema perkeretaapian indonesia dengan judul: Hari Ini dalam Sejarah: Jalur Kereta Api Pertama di Indonesia Resmi Beroperasi. Tidak disangka, tahun 2020 ini, perkeretaapian indonesia sudah menginjak usia yang ke 153 tahun. 

Sejarah Awal Perkeretaapian Indonesia

Tepat 153 tahun yang lalu, pada tanggal 10 Agustus 1867 jalur kereta api pertama di Indonesia resmi beroperasi. Jalur kereta api pertama yang beroperasi adalah jalur kereta api yang menghubungkan Stasiun Semarang  dengan Stasiun Tangoeng (Tanggung) di Grobogan, Jawa Tengah. Website KAI pun seakan membenarkan sejarah tersebut. Namun kabar mengejutkan datang saat membaca artikel dari lain yang menyebutkan nasib Stasiun Semarang kini tinggal kenangan. Stasiun tersebut nyaris hilang karena dialihfungsikan sebagai rumah warga. Bangunan bersejaah itu kini sulit dikenali, kalau dulunya adalah bekas Stasiun Semarang.

Bekas Stasiun Semarang - Dokumentasi CNN Indonesia/Deddy S

Jika dihitung dari awal pembangunan rel kereta api, sejarah perkerataapian di Indonesia sudah berumur  156 Tahun. Pada masa Hindia Belanda yang saat itu di pimpin oleh Mr L.A.J Baron Sloet van de Beele, pencangkulan pertama untuk jalur kereta api dimulai, tepatnya pada tanggal 17 Juni 1864. Bukan di Jogja, Jakarta, Banten, Cirebon atau Surabaya, tapi pembuatan jalur rel kereta api pertama di Indonesia itu dimulai dari Semarang.


Meski saya hanya numpang di Semarang, rasanya ikut bangga kalau Semarang menjadi pusat perkeretaapian indonesia pada masanya. Artikel media daring tersebut menginspirasi saya untuk mengenalkan kepada si kecil  tentang sejarah perkeretaapian di Indonesia. Kalau si kecil hanya mendengar ceritanya saja, tentu kurang menarik baginya. Kalau bisa datang langsung ke museum kereta api kenapa tidak kita coba?

Nekat Piknik Di Tengah Pandemi

Di tengah pandemi berani keluar rumah untuk piknik? Apa sudah gila? Kalau terpapar dan kena virus corona bagaimana? Nah ini mungkin  yang sebagian orang masih khawatir. Sehingga tidak jarang orang mengurungkan diri untuk bepergian keluar rumah, meski hanya sebatas beli sayur atau garam di toko klontong depan komplek perumahan.


Tentu masing-masing punya pendapat dan keyakinan sendiri-sendiri. Ada yang memang "taat aturan" untuk selalu dirumah, tapi tak sedikit juga yang dengan terpaksa memilih melakukan aktivitas di luar rumah. Kita hargai keduanya, yang penting jika harus keluar rumah kita selalu menaati protokol kesehatan yang ada. Kita  sama-sama menjaga diri agar pandemi ini tidak semakin parah.

Museum Kereta Api Ambarawa, Alternatif Piknik Saat New Normal

Tapi, bagi yang memilih beraktivitas di luar rumah bukan berarti mereka tidak taat aturan loh ya?! Asal keluar rumah sesuai protokol kesehatan, saya rasa itu tidak masalah. Minimalnya selalu jaga jarak, pakai masker serta selalu cuci tangan dengan sabun setelah menyentuh benda asing, apalagi benda yang belum jelas kebersihannya. Kalau perlu selalu bawa handsanitizer sendiri. Kita tidak bisa memaksa semua untuk tidak keluar rumah, karena masing-masing punya kebutuhan dan urusan yang tidak bisa disamakan, begitu juga dengan kebutuhan untuk menghilangkan rasa jenuh dengan memilih beraktifitas di luar.

Baca juga :  Spot Foto Instagenik di Eling Bening Yang Paling Diminat Saat New Normal (Corona)

Bagi yang memilih tetap dirumah, tidak perlu paranoid ketika ada orang yang baru pergi piknik atau mengetahui tetangganya ada yang pulang dari luar kota, sampai-sampai harus lapor sana sini tentang keadaan tetangganya itu. Apa dikiranya tetangga tersebut tidak menuruti protokol bepergian saat covid dan belum lapor RT setempat?! Karena ada juga tetangga yang berinisiatif menyemprot rumah tetangganya yang habis bepergian dengan disinfektan?! Eh padahal dirinya sering posting bepergian sana sini, sepedaan seringnya tidak pakai masker, situ sehat?! Ternyata beneran ada manusia model begitu. Tapi dibikin santai saja. Cuekin saja, yang panas biarlah panas, asalkan kita sudah sesuai dengan aturan yang ada.

Jadi, pada dasarnya jalan-jalan/ wisata / piknik/ pergi keluar kota itu dibolehkan asal menerapkan protokol kesehatan. Kecuali ada larangan bepergian khusus dari pemerintah daerah yang berlaku untuk wilayah masing-masing. Banyak juga objek wisata yang sudah diizikan beroperasi oleh pemerintah daerah setempat. Kamu sudah berencana piknik kemana dalam waktu dekat?!

Baca juga :  Tips Berwisata (Piknik) di Saat New Normal Corona

Inget ya, ini bukan pelonggaran, hanya saja semua ingin perekonomian segera pulih, masyarakat juga sepertinya perlu untuk menyegarkan kembali kewarasaanya karena sudah terlalu lama tidak beraktivitas di luar rumah, meskipun ada juga yang betah-betah saja berapa pun lamanya berada di rumah. 

Salah satu yang potensial untuk membangkitkan perekonomian baik daerah ataupun pusat adalah dari sektor wisata. Pada sektor wisata banyak masyarakat yang terlibat dan banyak yang terbantu jika pariwisata lokal beroperasi kembali. Kita juga tidak tahu pandemi ini kapan akan berakhir. Tentuanya semua berharap wabah covid-19 ini segera Allah bersihkan dari bumi Indonesia pada khususnya dan dunia pada umumnya.

Bijak Memilih Objek Wisata

Tentunya jika ingin piknik kita juga harus selektif memilih tempat, minimal tempat yang kita kunjungi sudah mengantongi izin resmi beroperasi dari pemerintah daerah setempat. Jika objek wisata sudah beroperasi tentunya sudah ada peninjauan dari stakeholder terkait. Tak mungkin juga pemerintah membuka objek wisata disaat covid tanpa ada aturan yang jelas dan mengikat. Dibeberapa daerah bahkan ada yang melakukan kajian dan penilaian suatu objek wisata serta uji coba pembukaan objek wisata sebelum objek wisata tersebut resmi dibuka dan dipromosikan kembali, salah satunya adalah Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Semarang.

Baca juga : Jembatan SiKatak UNDIP, Spot Selfie Baru Di UNDIP Tembalang

Pemkab Semarang, melakukan kajian dan penilaian terhadap objek wisata yang berada di daerahnya. Pemkab Semarang membentuk sebuah tim untuk mengkaji dan menilai kelayakan objek wisata jika ingin beroperasi dimasa pandemi. Jika hasil kajiannya tidak memungkinkan untuk dibuka, maka Pemkab akan menunda sampai objek wisata itu dinilai telah siap dibuka. Tapi jika hasilnya mengatakan objek wisata tersebut sudah siap dibuka dengan menerapkan protokol kesehatan, Pemkab juga akan tetap memantau objek tersebut apakah layak dipertahankan untuk dibuka atau harus dengan berat hati ditutup kembali.

Pada bulan Juni 2020 Bupati Kabupaten Semarang Bapak Mundjirin dan Kepala Dinas Pariwisata Ibu Dewi Pramuningsih meninjau objek wisata dan sarana pendukung lainnya seperti terminal sebagai kesiapan menerima pengunjung saat new normal. Salah satu bentuk tindak lajut dari tinjauan Bapak Bupati adalah penilaian kelayakan masing masng objek wisata, seperti yang dilakukan pada Museum Kereta Api Ambarawa 24 Juli 2020.

Museum Kereta Api Ambarawa, Alternatif Piknik Saat New Normal
Penilaian dan verifikasi Museum Kereta Api Ambarawa
Foto :  instagram @pesona_kabsemarang

Merencanakan Menengok Lokomotif Uap dan Diesel di Ambarawa

Museum Kereta Api Ambarawa ini sangat berbeda dengan Museum Kereta Api yang ada di Lawang Sewu Kota Semarang. Salah satu hal yang menarik untuk diceritakan kepada si kecil adalah sejarah (umur), lokomotif yang digunakan, rel kereta bergigi dan roda bergigi serta koleksi lain yang dipajang di Meseum Kereta Api Ambarawa.

Baca juga :  Sate Gurita Bakar dan Sate Cumi Bakar, Jajanan Kekinian di Undip Tembalang Semarang 

Pucuk dicinta ulam pun tiba, hasil pencarian informasi mengenai wisata Museum Kereta Api Ambarawa bahwa Museum Kereta Api Ambarawa sudah dibuka. Postingan informasi di google bisnis (google maps) Museum Kereta Api ambarawa menut. Dalam postingannya menyebutkan bahwa Museum Kereta Api Ambarawa sudah dibuka dengan perubahan pelayanan yang menyesuaikan kondisi saat ini (pandemi covid 19).
Museum Kereta Api Ambarawa, Alternatif Piknik Saat New Normal
screenshot google maps meseum kereta api ambarawa

Baiklah, kalau begitu tinggal menunggu saat yang tepat saja. Bersyukur pada bulan Agustus ada tanggal merah spesial yang bisa dimanfaatkan untuk liburan. Maklum, tidak semua tanggal merah bisa dinikmati oleh si kecil. Karena meskipun tanggal merah, kadang si kecil tetap masuk sekolah daring.

Bak gayung bersambut, admin grup whatsapp sekolah si kecil mengumumkan bahwa tangal 20 Agustus tidak ada aktivitas sekolah daring. Langsung saja kita eksekusi liburan untuk si kecil dengan mengagendakan berkunjung ke Museum Kereta Api di Ambarawa Kabupaten Semarang.

Sejarah Singkat Museum Kereta Api Ambarawa

Dahulu, Ambarawa menjadi salah satu Daerah Militer Belanda pada masa Kolonial Hindia Belanda. Sebagai daerah militer, di Ambarawa dibangun benteng besar khas Arsitektur Hindia Belanda yang diberi nama Benteng Willem I. Penamaan Benteng Willem I diambil dari gelar Raja Belanda yang berkuasa pada saat itu yaitu Raja Willem I. Penamaan tersebut sebagai penghargaan atas raja yang sedang berkuasa di Belanda.

Aktivitas di Ambarawa mulai padat, bukan hanya sebagai kawasan militer, kawasan sekitar juga berkembang menjadi daerah perkebunan. Agar mobilisasi tentara dan hasil perkebunan berjalan lancar, maka Pemerintah Kolonial di bawah Gubernur Jenderal Baron Sloet van de Beele pada saat itu menunjuk perusahaan kereta swasta Belanda Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NISM) untuk membangun jalur kereta api baru yang menghubungkan Semarang dengan Benteng Willem I.


Museum Kereta Api Ambarawa, Alternatif Piknik Saat New Normal

Transportasi kereta api dinilai sebagai alat angkut yang efektif, sehinga NISM diberi tugas membangun jalan kereta api Semarang-Lempuyangan,  Semarang-Tanggung dan Semarang-Kedungjati. Pada tanggal 21 Mei 1873, jalur Semarang–Vorstenlanden (Solo dan Yogyakarta) dan Kedungjati–Ambarawa telah selesai dibangun.

Seiring dengan menuanya lokomotif yang digunakan, becana alam gunung merapi tahun 1972 dan adanya alternatif transportasi yang digunakan sebagai alat angkut dari dan ke Ambarawa, akhirnya dengan berat hati PJKA (Perusahaan Jawatan Kereta Api) menutup jalur kereta api yang melintasi Ambarawa dan sekitarnya.

Meskipun tidak bisa beroperasi total, angin segar hadir memihak stasiun yang berada di Ambarawa tersebut. Kesepakatan Gubernur Jawa Tengah saat itu Saoepadjo Rustam dan Kepala PJKA Eksploitasi Tengah Soeharso pada 8 April 1976 memutuskan untuk membuka Museum Kereta Api Indonesia yang berada di komplek stasiun bekas Stasiun Willem I. Dua tahun berselang dan setelah mendapat persetujuan DPRD Provinsi Jawa Tengah, pada tangal 21 April 1978 Museum Kerata Api Ambarawa mulai dibuka dan mulai menyelenggarakan angkutan kereta api wisata.

Museum Kereta Api Ambarawa, Alternatif Wisata (Piknik) Saat New Normal Corona

Sepulang shalat subuh di Masjid, saya mendapati si kecil sudah bangun. Katanya ia tidak sabar mau melihat kereta api kuno yang besar itu. Setelah sarapan dan matahari mulai sedikit meninggi, kamipun berangkat menuju Museum Kereta Api Ambarawa. Dan petualanganun segera dimulai...!

Akhirnya kamipun tiba dilokasi. Jika parkiran penuh, baiknya turunkan dulu anggota keluarga dekat pintu masuk. Setelah selesai menurunkan mereka, baru memarkirkan kendaraan kita. Pastikan cuci tangan dengan sabun pada tempat yang sudah disediakan sebelum menuju  loket.

Museum Kereta Api Ambarawa, Alternatif Piknik Saat New Normal
Cek suhu tubuh dan cuci tangan sebelum masuk museum (jepretan realitarelita.com)

Sebelum masuk ke pintu utama, petugas akan memeriksa suhu tubuh pengunjung dengan thermogun, mengecek masker pengunjung dan menghimbau pengunjung untuk menjaga jarak aman saat mengantri tiket. Tentu petugas juga sudah memberikan tanda dilantai sebagai jarak aman saat mengantri tiket. Tak hanya itu saja, pintu masuk juga dilengkapi dengan electronic gate (e-gate) yang memungkinkan pengunjung tidak kontak langsung dengan petugas loket.  Jadi, Museum Kereta Api  Ambarawa ini sudah menerapkan protokol kesehatan yang ditetapkan. Dengan begitu Museum Kereta Api Ambarawa ini bisa menjadi alternatif piknik saat new normal.

Suguhan Museum Kereta Api Ambarawa

Baru sampai tempat parkirnya saja si kecil sangat senang ketika melihat koleksi kereta api dari luar, apalagi kalau sudah masuk kedalam. Si kecil sangat antusias, ia pun masuk ke electronic gate minta masuk sendiri tanpa dibantu siapapun.


Suguhan pertama dari Museum Kereta Api Ambarawa ini adalah galeri dokumentasi yang menginfokan sejarah perkeretaapian di Indonsesia. Informasi tersebut terpasang di dinding museum yang berada di sebelah kanan yang terpajang sepanjang jalan. Sedangkan disebelah kirinya terdapat rangkaian kereta api dengan bentuk yang berbeda dari kereta api zaman sekarang. Kereta api tersebut terlihat tua tapi masih gagah dengan cat dominan hitam

Museum Kereta Api Ambarawa, Alternatif Piknik Saat New Normal
kumpulan galeri sejarah kereta api



Yang menarik dari Museum Kereta Ambarawa adalah meseum ini masih mempunyai kereta api dengan lokomotif uap dan diesel yang masih bisa dioperasikan. Tidak hanya itu, rel keretanya juga ada yang menarik, karena ada rel kereta yang menggunakan rel kereta bergigi, yang bisa digunakan untuk medan menanjak. Sayangnya, karena masih musim corona, kereta api wisatanya masih belum beroperasi. Hanya menerima permintaan sewa, tidak beroperasi pada jadwal reluger (akhir pekan atau hari libur).

Museum Kereta Api Ambarawa, Alternatif Piknik Saat New Normal
Lokomotif uap F1002 - salah satu koleksi di Museum KA Ambarawa

Menikmati Kereta Mini (Kereta Kelinci) di Meseum Kereta Api Ambarawa

Meski kereta wisata reguler belum beroperasi, tidak usah bersedih hati dengan hal itu. Untuk mengobati kekecewaan pengunjung anak-anak, pengelola museum menyediakan kereta kelinci atau kereta mini yang bisa digunakan untuk menghibur si kecil. Lumayan dengan tarif Rp.10.000/orang (3 tahun 1 tiket), kita sudah bisa diajak jalan-jalan keliling komplek museum kereta api.  Tidak hanya sekali putaran, tapi kereta mini ini membawa kita memutari museum sebanyak 5 kali putaran.

Museum Kereta Api Ambarawa, Alternatif Piknik Saat New Normal
Naik kereta mini/ kereta kelinci/ odong-odong



Kalau pertama masuk kita disuguhi galeri sejarah perkeretaapian di Indonesia, sepanjang menuju pintu keluar kita disuguhi koleksi antik benda bersejarah khas Museum Kereta Api Ambarawa, mulai dari koleksi topi masinis, mesin pencetak tiket, telepon, peluit dan koleksi lainya yang penuh dengan sejarah.
Museum Kereta Api Ambarawa, Alternatif Piknik Saat New Normal
Koleksi benda bersejarah perkeretaapian indonesia



Perubahan Pelayanan Museum Kereta Saat Covid 19

Pandemi Covid19 membuat semua lini harus beradaptasi, begitu juga di sektor pariwisata. Semua harus taat aturan dan menerapkan protokol kesehatan yang ditetapkan. Dalam masa adaptasi kebiasaan baru, pelayanan Museum Kereta Api Ambarawa mengalami perubahan. Perubahan yang mencolok adalah penerapan protokol kesehatan, tidak beroperasinya kereta  wisata dan perubahan jam operasi (jam buka) museum.

Stasium Kereta Api Ambarawa menyediakan sejumlah tempat cuci tangan, khususnya di pintu masuk dan pintu keluar. Pengunjung yang ingin masuk museum wajib memakai masker dan dicek suhu tubuhnya oleh petugas. Pengelola juga sudah memberi tanda berjarak sebagai upaya physical distancing antar pengunjung saat mengantri tiket. Pengelola juga memasang himbauan dibeberapa titik untuk mengingatkan pentingnya menerapkan protokol kesehatan.

Museum Kereta Api Ambarawa melakukan penghentian sementara layanan kereta wisata saat covid 19. Kereta wisata reguler yang biasanya beroperasi pada  hari sabtu, hari minggu dan hari libur, sementara dihentikan. Pengelola hanya membuka pelayanan kereta wisata jika ada permintaan sewa 1 rangkaian kereta, tetapi tetap dengan membatasi kapasitas jumlah penumpang.

Museum Kereta Api Ambarawa juga melakukan pembatasan pada jam pelayanan (jam buka). Pelayanan yang dulunya buka setiap hari senin-minggu pukul 08.00 -17.00 WIB, kini berubah menjadi setiap hari senin-minggu pukul 09.00 - 16.00 WIB. 

Harga Tiket Museum Kereta Api Ambarawa

Biaya masuk Museum Kereta Api Ambarawa ini cukup terjangkau. Pengunjung dewasa harga tiketnya sama dengan wisatawan mancanegara yaitu sebesar Rp. 10.000 (sepuluh ribu rupiah). Sedangkan tarif untuk pelajar berseragam cukup membayar Rp. 5.000 (lima ribu rupiah) saja dan tarif untuk ank-anak yang usia 3-12 tahun dikenakan biaya tiket masuk sebesar Rp. 5.000 (lima ribu rupiah). Sedangkan anak-anak di bawah 3 tahun bebas biaya tiket.

Museum Kereta Api Ambarawa, Alternatif Piknik Saat New Normal
Haga tiket museum KA Ambarawa

Lokasi Museum Kereta Api

Museum Kereta Api Ambarawa terletak di pusat Kota Ambarawa, tepatnya berada di Jl. Stasiun No. 1 Desa Panjang Kecamatan Ambarawa kabupaten Semarang Provinsi Jawa Tengah. 


Nah itulah sedikit cerita liburan singkat di Museum Kereta Api Ambarawa. Jika artikel yang berjudul Museum Kereta Api Ambarawa, Alternatif Wisata (Piknik) Saat New Normal ini bermanfaat, silakan disebarluaskan atau dibagikan.

2 comments for "Museum Kereta Api Ambarawa, Alternatif Wisata (Piknik) Saat New Normal Corona"

Comment Author Avatar
Wah bagus ya protokol kesehatannya Mas..jadi pengunjung merasa lebih aman..
Comment Author Avatar
Suka banget ke sini, dapet pengetahuan sejarahnya dapet refreshingnya juga

PERHATIAN :
Balasan dari komentar anonim/ unknown akan dihapus setelah 24 jam.

Menyisipkan Link hidup akan langsung DIHAPUS

Terimakasih sudah berkenan untuk berkunjung.
Simak juga komentar yang ada karena bisa jadi akan lebih menjawab pertanyaan yg akan diajukan.